KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan taufik hidayah, serta kekuatan sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
‘ Upaya Penerapan Budaya Bersih di Lingkungan SMAN 1 Kuningan Melalui Liga
Kebersihan’
sesuai dengan tugas yang diberikan dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Dengan
selesainya karya
ilmiah ini kami ucapkan terimakasih kepada:
1.
Ibu Euis yg telah memberikan bimbingan dan tugas ini.
2.
Bapak Agus sebagai guru PLH.
3.
Siswa XI IPS 1 yang telah membantu
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis
menyadari dalam pembuatan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan rendah hati, penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah
ini.
Akhirnya, harapan penulis mudah – mudahan karya ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pihak yang terkait.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
...................................................................................................................
i
Daftar Isi
............................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah..................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................
2
C.
Tujuan
Penelitian.............................................................................................
2
D. Manfaat
Penelitian...........................................................................................
2
E.
Metode
Penelitian............................................................................................
2
1.
Jenis Penelitian..........................................................................................
2
2.
Subjek Penelitian.......................................................................................
3
3.
Lokasi dan Waktu
Penelitian.....................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kebersihan
Lingkungan....................................................................................
4
B.
Kegiatan Liga
Kebersihan Di Sekolah..............................................................
5
C.
Pengaruh Kebersihan
Terhadap Proses Belajar-Mengajar................................ 5
1.
Proses
Belajar-Mengajar.............................................................................
6
2.
Lingkungan Belajar....................................................................................
8
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Alasan
Siswa Tidak Membuang Sampah Pada Tempatnya.............................. 9
B.
Cara Menanggulangi
Masalah Kebersihan Di SMAN 1 Kuningan.................. 9
C.
Pendapat Siswa Tentang
Liga Kebersihan Di SMAN 1 Kuningan................. 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................
11
B.
Saran................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebersihan
pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi
kita. Di suatu lingkungan sekolah
seringkali sebuah sekolah mengalami permasalah tentang kebersihan. Hal ini
disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan. Motivasi penulis
mengangkat tema ini karena sangat kurang sekali kesadaran siswa-siswa untuk membuang
sampah pada tempat sampah atau tong sampah yang telah disediakan.
Walaupun sudah tiap hari
diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap saja berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan, diperiksa
di dalam laci meja penuh oleh
sampah-sampah kertas dan bekas bungkus makanan. Pemberian hukuman dan sanksi-sanksi tidak membuahkan
hasil yang memuaskan. Pemberian hukuman
hukuman dan sangsi-sangsi tersebut tidak memberikan pengaruh yang
berarti.
Seringkali kita
mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama
di sekolah, yang isinya mengajak
kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi
, slogan tadi tidak kita pedulikan. Slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari
sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak
slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya?
Siswa masih membuang sampah sembarangan,
selain ini siswa juga merobek-robek kertas
dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut
telah disediakan tempat sampah.
Tentu
kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Di samping itu SMAN 1
KUNINGAN mempunyai program kebersihan antar kelas yang selalu di selenggarakan
tiap minggu. Hasilnya cukup membantu dalam masalah kebersihan kelas, kelas
menjadi bersih dan rapi. Mereka bersaing untuk menjadikan kelasnya paling
bersih.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Mengapa siswa tidak membuang sampah pada
tempatnya?
2. Bagaimana cara menanggulangi masalah
kebersihan di SMAN 1 Kuningan ?
3. Bagaimana
pendapat siswa tentang Liga Kebersihan di SMAN 1 Kuningan?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui alasan siswa tidak
membuang sampah pada tempatnya.
2. Untuk
mengetahui cara menanggulangi masalah
kebersihan di SMAN 1 Kuningan.
3.
Untuk mengetahui pendapat siswa tentang
liga kebersihan SMAN 1 Kuningan.
D. Manfaat
Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi
Siswa, penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi
kebersihan lingkungan sekolah SMAN 1 Kuningan dan
pengaruhnya bagi siswa/i serta membuka wawasan pembaca tentang lingkungan yang
baik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Guru, menambah pengetahuan bagi sekolah serta memperkenalkan manfaat kebersihan
lingkungan.
E. Metode Penelitian
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian dalam membuat
panelitian ini adalah penelitian wawancara. Penelitian wawancara adalah
penelitian yang dilakukan dengan wawancara kepada seseorang untuk memperoleh
informasi sesuai dengan tujuan penelitian.
B. Subjek penelitian
Berdasarkan
judul penelitian di atas penulis mengadakan penelitian di lingkungan sekolah dan subjek penelitiannya adalah para siswa kelas XI IPS I dan guru
PLH.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMAN 1 Kuningan. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 28
Januari 2013.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kebersihan
Lingkungan
Kebersihan adalah upaya
manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan keji
dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah
satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya
merusak keindahan tetapi, juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
Kebersihan adalah
keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya debu, sampah, dan bau.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik. Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan berbagai sarana
umum.
Di
dalam sebuah dunia pendidikan tentunya sangatlah diterapkan sekali pola hidup
bersih, hidup sehat, hidup damai. khususnya di sebuah sekolah karena di dalam sebuah
tersebut Merupakan sebuah tempat dimana seseorang di didik, di latih dalam
segala aspek kepribadiannya. contoh
kecilnya menjaga lingkungan sekolahnya agar bisa tetap bersih , sehat, alami,
dan subur. mungkin sekarang-sekarang banyak kita temukan juga sekolah-sekolah
yang predikat kebersihannya belum begitu maksimal dan terlihat masih di bilang
kotor. itu semua diakibatkan oleh orang-orang yang menghuni sebuah sekolah
tersebut dengan merawatnya yang kurang maksimal. Oleh sebab itu sekolah
tersebut menjadi terlihat kurang bersih. dan banyak sekali pula sekolah sekolah
yang terlihat sanga bagus. sehingga menumbuhkan efek baik bagi seseorang yang
mengunjunginya. mereka yang berkunjung ke sekolah tersebut akan terasa nyaman,
tentram, merasa betah akan kelestarian sekolah tersebut terasa bersih dan
terawat. antisipasinya, bagaimana bila sekolah kita kotor. apa yang semestinya
kita lakukan terhadap sekolah kita yang kotor itu. mungkin teman-teman pun sudah
mengetahuinya lebi dulu dari saya.
Hal
yang pertama yang harus
kita lakukan agar sekolah kita terlihat rapih, bersih, serta terawat yaitu
merasa memiliki terlebih dahulu sekolah tersebut, bisa kita bayangkan bila kita
tidak mencintai sekolah kita. Sekolah akan terbengkalai.
Yang
kedua menjaga sikap, maksud
disini yaitu kita harus selalu
memperhatikan sikap kita selama
disekolah dengan cara tidak membuang sampah bukan pada tempatnya. karena bisa
mengakibatkan kesalahan yang bahaya akibat dari sampah tersebut. selain itu
bila di sekolah kita terasa kurang nyaman dan terasa kotor. Alangkah baiknya
bila kita melakukan aktifitas kita bagaimana caranya sekolah itu bisa bersh
kembali, yaitu dengan cara membersihkannya, seperti menyapu semua halaman
sekolah tersebut, intinya membersihkan semua yang ada disekolah tersebut.
Yang
ketiga yaitu di anjurkan untuk menanam sebuah tanaman , apotek hidup,
bunga-bunga, agar sekolah kita terlihat cantik ,rapih dengan berhiaskan
penghijauan-penghijauan disekitarnya namun selain itu juga dengan adanya
penghijauan di sekoah kita kita pun harus terjun ikut serta dalam hal
pelestarian serta pemeliharaannya dan tingkat kesehatan yang terjaga sehat.
karena sebuah tanaman juga bilakita tidak merawatnya, dia akan mati karena
tidak terawat.
Yang
ke empat yaitu hal yang paling di takutkan dalam kebersihan sekolah tersebut
yaitu WC sekolah. Sering kita temukan sekolah-sekolah disekitar kita kebanyakan
siswa-siswanya tidak bersikap disiplin, dalam pemakaian WC sekolah karena
sebuah WC sekolah tersebut kotor karena ulah siswa tersebut yang tidak menjaga
WC sekolah mereka dan akibatnya WC akan terasa kotor, terasa gersang, dan yang
pasti akan menimbulkan efek Bau dikalangan lingkungan sekolah tersbut. Siswa tersebut bisa saja membuang air besar
atau kecilnya tidak di siram oleh air. Dalam beberapa waktu sebentar pun Sekolah
tersebut akan terasa bau yang diakibatkan oleh bau yang ditimbulkan dari bau WC
yang salah seorang siswa nya tidak bersikap disiplin.
Para
guru maupun para siswa sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan sekolah kita
dengan baik dan benar karena bila bersih, akan membuat dampak yang baik juga
bagi kita semua.
B.
Kegiatan
Liga Kebersihan di Sekolah
Liga kebersihan
merupakan lomba yang di ikuti oleh seluruh kelas di SMAN 1 Kuningan mereka
berlomba untuk menjadikan kelas paling bersih di antara kelas yang lainnya.
Liga kebersihan ini tercetus oleh program OSIS sekbid VII tentang Pembinaan
kualitas jasmani,kesehatan, dan berbasis sumber gizi yang terdiiversifikasi
tetapi program ini di laksanakan oleh ekskul Pecinta Alam (PA).
Penilaian dari liga
kebersihan ini adalah dengan cara mengontrol kebersihan setiap kelas selama
satu minggu penuh, yang jadi penilaian liga ini adalah kelengkapan struktur
kelas, alat-alat kebersihan, perlengkapan kelas, kebersihan lantai,kaca dan
bawah meja.
Setiap hari senin di
umumkan pemenang liga kebersihan dari peringkat terbersih sampi dengan
terkotor, yang menjadi juara kelas terbersih akan mendaptkan hadiah berupa
barang perlengkapan kelas yang akan menunjang waktu KBM, dan jika kelas yang
paling kotor akan mendapatkan bendera hitam dari panitia pelaksana liga
kebersihan.
C. Pengaruh Kebersihan terhadap Proses
Belajar Mengajar
1.
Proses
Belajar Mengajar
Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama
bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa
belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antar
guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya
penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai
pada siswa yang sedang belajar.Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan
pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses
belajar-mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini
terjalin intraksi yang saling menunjang.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
keahlian khusus untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang
yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum tentu dapat disebut
sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi
sebagai guru profesional yang harus menguasai betul
seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya
yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Proses
dalam pengertiannya di sini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang
terdapat dalam belajar-mengejar yang satu sama lainnya saling berhubungan
(interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Yang termasuk komponen
belajar-mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai, materi
pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat
ukur tercapai-tidaknya tujuan. Belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun
aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan.
Kriteria
keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri individu yang belajar. Mengajar merupakan suatu
perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya
pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang
bersifat unik, tetapi sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan
manusia yang belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan
erat dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan.
Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam
kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja. Mengajar pada prinsipnya
membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran
yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru
dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan
juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun
yang ada di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
2.
Lingkungan
Belajar
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah
lingkungan belajar yang produktiv, dimana sebuah lingkungan belajar yang
didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas
belajar mereka sehingga proses belajar mengajartercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam
berfikir, berkreasi juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang
bersih sangat mendukung sehinggatimbul ketertiban dan kenyamanan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang
memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas
dan membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar
mengajar dikarenakan lingkungan yang kotor dan tidak konduktif dan efektif.
Kebersihan
sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan
tercapai, selain itu konsentrasipun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem
kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah
terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan
diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena
pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang
seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas
harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan konsentrasi
belajarnya.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Alasan
Siswa Tidak Membuang Sampah Pada Tempatnya
Kebersihan
merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
maupun di rumah karena jika di sekolah atau di rumah tidak bersih dipastikan
kegiatan belajar mengajar tidak akan efektif. Akan tetapi, menciptakan lingkungan belajar
yang bersih itu tidaklah mudah.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis
lakukan, tentang alasan siswa tidak
membuang sampah pada tempatnya diperoleh data sebagai berikut:
1.
MALAS, untuk membuang sampah pada tempatnya, umumnya
siswa kelas XI IPS 1 menjawab malas, yaitu sebanyak 15 orang.
2.
LUPA, siswa
kelas XI IPS 1 menjawab lupa, yaitu sebanyak 10 orang.
3.
KEBIASAAN, siswa kelas
XI IPS 1 menjawab kebiasaan, yaitu sebanyak 10 orang.
Beradasarkan hasil penelitian di atas, maka
dapat disimpulkan alasan siswa tidak membuang sampah pada tempatnya disebabkan
oleh tiga alasan, yaitu malas, lupa dan kebiasaan. Alasan yang paling banyak
atau tinggi adalah malas.
B.
Cara
Menanggulangi Masalah Kebersihan di SMAN 1 Kuningan
Sekolah
adalah lembaga formal pendidikan dengan fungsi meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan anak sebagai bekal di masa depan. Di sekolah anak-anak berada dari
pagi hingga sore. Terkadang ada yang sampai malam hari.
Cara
menanggulangi masalah kebersihan di SMAN 1 Kuningan berdasarkan hasil wawancara
yang penulis lakukan adalah:
1.
Membangun tempat
pembuangan sampah di sekolah.
2.
Menyediakan tempat
sampah berdasarkan jenis sampahnya.
3.
Melaksanakan kegiatan
ekstra kulikuler berbasis lingkungan, seperti kelompok hijau, pecinta alam dan sejenisnya.
4.
Melaksanakan tata
tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
5.
Mengadakan gerakan
cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah.
6.
Membuat tata tertib
kebersihan dan buang sampah sembarangan.
7.
Memberi contoh membuang
sampah pada tempatnya.
8.
Memberikan nasehat
apabila ditemukan pelanggaran membuang sampah
sembarangan.
9.
Memberikan reward
kepada petugas piket yang rajin dan besih dalam membersihkan kelasnya.
C.
Pendapat
Siswa Tentang Liga Kebersihan di SMAN 1
Kuningan
Liga Kebersihan
merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh kelompok ekstrakulikuler Pencinta Alam (PA) berupa,
lomba kebersihan antar kelas dengan tujuan agar setiap kelas dapat bersaing
untuk meningkatkan dan mempertahankan kebersihan kelasnya masing masing.
Menurut para siswa XI
IPS 1 yang penulis wawancarai sebanyak 26
siswa menjawab bahwa liga kebersihan sangat membantu karena jika tidak ada
program seperti ini maka tidak akan ada semangat untuk mendandani kelas
masing-masing untuk mendapat juara di liga kebersihan. Namun, ada pula 5 siswa
yang menjawab biasa saja. Mungkin ini merupakan contoh siswa yang acuh tentang liga kebersihan itu. Selain itu, ada 4 siswa lelaki yang menjawab tidak ada
gunanya, karena siswa lelaki jarang sekali yang namanya piket atau membersihkan
kelas bahkan dominanya lelaki menjadi biang kekotoran kelas.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Beradasarkan
hasil penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Alasan siswa tidak membuang sampah pada
tempatnya adalah malas, lupa dan
kebiasaan.
2.
Pendapat siswa tentang liga kebersihan,
pada umumnya mengatakan bahwa liga kebersihan bermanfaat bagi pelaksanaan
kebersihan di seluruh lingkungan kelas SMAN 1 Kuningan.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai
berikut :
1.
Melaksanakan tata
tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
2.
Mengadakan gerakan
cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah.
3.
Membuat tata tertib
kebersihan dan buang sampah sembarangan.
4.
Memberi contoh membuang
sampah pada tempatnya.
5.
Memberikan nasehat
apabila ditemukan pelanggaran membuang sampah
sembarangan.
Daftar Pustaka
http://catatan-harian-fathan.blogspot.com/2012/10/cara-menjaga-kebersihan-lingkungan.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan.
http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan-lingkungan.html.
12
04.50
0 Responses to "Karya Ilmiah B.Indonesia (Budaya Penerapan Bersih Melalui Liga Kebersihaan)"
Posting Komentar